Temu Lapang (Farm Field Day) merupakan salah satu metode penyuluhan pertanian dengan mempertemukan antara Petani, Pakar dan Penyuluh/Petugas Pertanian untuk saling berdiskusi tentang suatu inovasi teknologi.
Pada kegiatan temu
lapang mengambil materi inovasi tentang sistem tanam padi jajar legowo dengan
berbagai variasi, dan pengendalian penyakit blast/potong leher
pada tanaman padi.
Temu lapang dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 28 Januari 2015, yang sebelumnya telah diawali dengan
kegiatan petak percontohan (demplot) tentang tanam padi jajar
legowo yang dipersiapkan sejak bulan Oktober 2014. Pada demplot, di
pergunakan benih padi varietas IR-64 kualitas SS; Bibit padi ditanam pada umur
16 s/d 19 hari.
Sistem jajar legowo
dg variasi ( 2 : 1 ), ( 2/3 : 1 ), ( 3 : 1 ), ( 5 : 1 ) dan ( 2 blak : 1 ),
serta dengan jarak tanam dalam barisan adalah 20 Cm.
Pupuk yang digunakan
untuk 1 Ha, adalah :
→ Umur 5 hst : Urea 100 kg, SP-36 150 kg,
Petroganik 400 kg
→ Umur 18 hst : Urea 150 kg dan Aplikasi POC 1
liter.
→ Umur 33 hst : Phonska 150 kg dan Petroganik 200
kg.
→ Umur 60 hst : POC 1 liter.
Sedangkan pestisida
yang digunakan adalah :
→ Fungisida : Seltima, pada variasi legowo ( 2
: 1 ), ( 2/3 : 1 ) →
umur 38, 63, 70 hst.
→ Insektisida : umur 59 hst untuk pengendalian
hama walang sangit.
Hasil pengamatan
anakan produktif (rata-rata) pada umur 88 hst adalah sebagai berikut :
- Variasi legowo (
2 : 1 ) = 22,4 batang,
- Variasi legowo (
2/3 : 1 ) = 20,6 batang,
- Variasi legowo (
3 : 1 ) = 19,8 batang,
- Variasi legowo (
5 : 1 ) = 19,6 batang,
- Variasi legowo (2
blak :1 = 18,0 batang.
Selain demplot
tentang jajar legowo, juga dilaksanakan demplot penggunaan Fungisida Seltima
untuk pengendalian penyakit blast pada daun padi dan potong leher pada tangkai
malai padi yang disebabkan oleh serangan cendawan Pyricularia oryzae.
Pada pengamatan
sejak awal terlihat bahwa dengan pemakaian “Seltima”, serangan cendawan Pyricularia oryzae dapat dikendalikan
dengan baik bila dibandingkan dengan tanaman yang tidak menggunakan fungisida.
Demikian inovasi
yang diterapkan pada demplot yang selanjutnya ditindak-lanjuti dengan kegiatan
temu lapang bersama petani, Penyuluh Pertanian dan PT BASF Indonesia. Hadir dalam
kegiatan temu lapang tersebut antara lain Kepala Bidang Penyelenggaraan
Penyuluhan BKP3 Kabupaten Kediri (Susanto, SP), Camat Pare ( Anik Wuryani,
S.Sos, Msi.), Dan Ramil 0809 Pare, Kapolsek Pare, Koordinator BPP dan PPL
se-Koorwil Pare serta beberapa petani dari kelompok tani se- Kecamatan Pare, Kec.
Kandangan, Kec. Purwoasri, Kec. Badas, Kec. Plemahan, Kec. Papar Kabupaten
Kediri ditambah dengan Kelompok Tani dari Kabupaten Jombang, Gresik dan
Lamongan dengan jumlah hadir sebanyak 300 Orang.
Dalam kegiatan temu
lapang, peserta yang hadir secara berkelompok sekitar 20 – 30 orang untuk
diajak melihat tanaman di lahan untuk membuktikan bersama-sama tentang inovasi
yang diperagakan, kemudian diajak berdiskusi didalam ruang pertemuan BPP tentang
hasil pengamatan di lapangan. Setelah berdiskusi diruangan selanjutnya peserta
berkumpul di tenda temu lapang untuk mendengarkan sambutan pengarahan dari
Kepala BKP3 Kab Kediri, Camat Pare, Koordinator BPP Pare, Pimpinan PT BASF.
Kepala BKP3 Kab.Kediri diwakili oleh Kepala Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan (Susanto, SP.) menyampaikan
bahwa menyambut baik adanya kerjasama untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan di
BPP berupa kegiatan temu lapang untuk lebih meningkatkan respons petani
terhadap penerapan inovasi teknologi. Prinsipnya dalam kegiatan penyuluhan
adalah mengajak petani agar tahu ada informasi inovasi, kemudian petani mau
menerapkan inovasi teknologi dan petani betul-2 mampu dan bisa menerapkan
inovasi teknologi dengan benar.
Selanjutnya Camat
Pare ( Anik Wuryani, S.Sos, M.Si.) dalam menyampaikan bahwa menyambut baik ada
kegiatan temu lapang ini, sehingga bisa lebih meriah dan informasi teknologi lebih
mudah diterima petani.
Sedangkan dari
Pimpinan PT. BASF memberikan suatu sambutan dan menampilkan peragaan tentang “savety
use pesticide” atau Cara Aplikasi Pestisida yang Aman, yaitu dimulai dengan
petani memakai pengaman antara lain kaos lengan panjang, celemek, masker,
sarung tangan agar terhindar kontak langsung dengan pestisida.
Sedangkan
Koordinator BPP Pare menyampaikan tentang teknis tanam padi jajar legowo dengan
variasi jarak tanam dan memberikan penekanan pada pemakaian pupuk organik.
Selain itu juga disampaikan pula bahwa semakin berkembangnya inovasi teknologi,
kedepan BPP Pare berupaya untuk :
1). Meningkatkan
peran dan fungsi BPP sebagai tempat koordinasi bagi para Penyuluh/Petugas dinas
lingkup pertanian, Penyuluh Swasta, Penyuluh Swadaya, Pelaku Usaha dan berbagai fihak yang
terkait dalam rangka melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada petani/kelompok
tani ( pada saat ini dari Koramil Pare juga sudah menjemput bola memulai
menjalin koordinasi, demikan juga dari Polsek Pare).
2). Memfasilitasi lahan
demplot dan uji coba teknologi pertanian.
3). Memfasilitasi
tempat berlatih akses internet dengan kegiatan Cyber Extension bagi petani dan
petugas pertanian.
4). Melengkapi sarana
kios sebagai etalase untuk menampilkan pangan olahan produk petani,
kelompoktani maupun KWT sebagai oleh-oleh buah tangan bagi pengunjung atau warga
luar kota yang sedang lewat, mengingat BPP Pare berada pada jalur strategis.
5). Meningkatkan
jumlah bahan pustaka sebagai literatur bagi petani, petugas, pelajar dan
mahasiswa serta fihak lain yang membutuhkan.
6). Dan lain-2
kegiatan ( misalnya lahan pendederan bibit durian, sirsat dan lain-lain dari
program daerah ).
Sehingga dengan
demikian BPP Pare bisa di optimalkan peran dan fungsinya dalam melaksanakan
kegiatan penyuluhan pertanian. Semua itu
dapat terwujud berkat kerjasama dan dukungan dari berbagai fihak khususnya Petugas
Dinas terkait serta dukungan semua poktan/KWT/gapoktan yang ada di Kecamatan
Pare.
Sebelum diakhiri
dengan memanjatkan doa bersama pada pukul 14.00 WIB, dari PT BASF memberikan
door price dan kenang-kenangan kepada peserta temu lapang yang beruntung. / tio