Jumat, 27 Februari 2015

MENANAMAN DAN MEMELIHARA TANAMAN SIRSAT SAMPAI UMUR 2 BULAN


I.   Pendahuluan
Sedikit berbagi pengalaman mungkin bisa bermanfaat bagi teman-teman yang sedang menanam sirsat, atau teman-teman yang kebetulan sedang membina petani sirsat atau pendampingan penanaman kegiatan one billion three ( OBIT ).
Sirsat ( Annona muricata L ) dapat tumbuh baik di sembarang tempat sampai dengan ketinggian 1000 meter dpl. Pada tanaman yang baik, sirsat dapat berproduksi umur 1 tahun dan pada umur ± 4 tahun dapat menghasilkan buah sekitar 30 – 40 butir / tahun, produksi buah akan terus bertambah dengan bertambahnya umur tanaman ( Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Sumatra Barat, Ir. Sudjijo )

II.    Teknis Penanaman
1.     Persiapan bibit tanaman.
Bibit perlu dipersiapkan dulu dari hasil pendederan di kebun bibit setelah mencapai ketinggian ± 30 – 40 cm.
2.     Pembuatan lubang tanam.
a.       Buat lubang tanam dengan ukuran panjang 50 x 50 x 50 cm.
b.      Lubang tanam di kering-anginkan ± 7 – 10 hari.
c.       Mempersiapkan bokasih atau pupuk organik ± 5 – 10 kg untuk dicampurkan dengan tanah bekas galian.
d.      Setelah 7 - 10 hari tanah bekas galian yang sudah dicampur bokasih dimasukkan kembali kedalam lubang tanam, sehingga permukaan lubang tanam lebih tinggi dari dasar lahan (mungkruk).
3.     Penanaman bibit.
a.       Penanaman bibit sebaiknya pada pagi atau sore hari.
b.      Sebaiknya polybag tempat bibit disobek dan tidak ikut tertanam.
c.       Bibit ditanam di tengah lubang tanam, kemudian tanah dekat pangkal batang sedikit dipadatkan dengan tangan dan disiram.
d.      Tanaman diberi ajir dan di tali seperti angka 8.
e.      Kemudian diberi pagar pengaman agar tidak dirusak anak kecil atau ternak.
4.     Pemeliharaan.
a.       Setelah 1 bulan tanaman dipupuk dengan NPK sebanyak 10 gram (± 1 sdm) per-batang, dengan cara dibenamkan disekeliling batang dengan jarak 20 cm dari pangkal batang, kemudian disiram dengan air.
b.      Bila tumbuh tunas air harus segera dipangkas agar tidak bersaing dengan batang pokok. Yang dimaksud tunas air adalah tunas yang tumbuh pada batang yang pertumbuhannya mengarah lurus keatas biasanya orang menyebutkan dengan istilah “pang balik” atau “soglengan”.
Tunas air ini perlu betul-betul dilakukan pemangkasan agar tidak mengalahkan batang pokok. Jika tunas air ini dibiarkan tumbuh biasanya bisa mengalahkan pertumbuhan batang pokok.
Pemangkasan dilakukan dengan memakai gunting pangkas atau pisau yang tajam, agar tidak merusak kulit batang yang memicu timbulnya penyakit. Apabila tunas air masih kecil bisa di “wiwil” dengan tangan saja.

III.    Penutup.
Menurut Ir Sudjijo, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Sumatra Barat, menyebutkan bahwa, dari keseluruhan berat buah sirsak sekitar 67% yang dapat dimakan, 20% kulit, 8.5% biji dan selebihnya bagian poros tengah. Setiap 100 gram bagian buah yang dapat dimakan mengandung 0.07 mg vitamin B, 20 mg vitamin C, sedikit kalsium dan fosfor. Sifat yang paling disenangi dari buah ini adalah aroma yang menggiurkan, warna daging buah putih dan stabil walaupun dilakukan pengolahan.
Selain itu buah sirsak dipercaya banyak orang mengandung zat yang dapat mengurangi kadar asam urat bagi penderitanya. Selain kontribusinya sebagai sumber mineral dan vitamin yang dapat dikonsumsi segar, buah sirsak juga dapat diolah menjadi minuman atau pangan olahan lainnya.

Sumber :
Petunjuk Teknis Budidaya Sirsat. Ir. Sudjijo, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008. ( ISBN 978-979-1465-09-0 )

Rabu, 11 Februari 2015

Pelatihan Petani Hortikultura (Training of Famers)

BPP Pare bekerjasama dengan Petugas PT East West Seed Indonesia (EWINDO) Cap Panah Merah, mengadakan kegiatan training of famers (TOF) atau pelatihan kepada petani yang dikususkan kepada petani hortikultura sayuran.
Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan hasil koordinasi teknis yang memang mempunyai kegiatan sejalan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam penerapan inovasi teknologi tanaman hortikultura sayuran dataran rendah, sehingga sepakat untuk bekerjasama mengadakan kegiatan ToF di BPP Pare.
Kegiatan dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada hari Selasa dan Rabu tanggal 10 dan 11 Pebruari 2015 yang setiap hari dilaksanakan pada jam 09.00 s/d jam 14.00.
Pada hari ke-1 menyajikan materi tentang hama penyakit tanaman, PHT sayuran dan teknik aplikasi pestisida sesuai mode of action (MoA). Selanjutnya pada hari ke- 2 menyajikan materi tentang seputar nutrisi tanaman antara lain metode perhitungan pemupukan, pH tanah dll.
Cara kerja atau Mode of Action adalah kemampuan pestisida dalam mematikan hama atau penyakit sasaran menurut cara masuknya bahan beracun kedalam jasad hama atau penyakit sasaran.
Peserta ToF dipilih dari petani yang pernah dan sedang menanam hortikultura sayuran, sehingga materi yang disampaikan betul-2 bermanfaat dan langsung bisa diterapkan dilapangan oleh petani.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ToF adalah ceramah, diskusi, curah pendapat dan praktek lapangan dengan mengukur tingkat keasaman (pH) tanah. Disamping itu peserta juga diajak untuk refreshing dengan dinamika kelompok.


Selama mengikuti training of famers (ToF) petani sangat antusias dan responsif terbukti aktifitas yang dinamis dengan memberikan feedback dalam diskusi.
Sebagai tindak lanjut dilapangan akan dilakukan pembinaan dan pendampingan kepada petani dalam agribisnis hortikultura/ tim.

Picture by : Setiono dkk.