Oleh : Sri Hadiawati, SP.
Rabu, 24 Juli 2024
SOSIALISASI PENYUSUNAN RDKK PUPUK BERSUBSIDI TAHUN 2025 DAN TATA CARA PENEBUSAN PUPUK BERSUBSIDI TAHUN 2024 DI WILAYAH KECAMATAN PARE
Selasa, 28 Mei 2024
UPAYA MENDORONG PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG DI WILAYAH KECAMATAN PARE MELALUI KEGIATAN BANTUAN BENIH JAGUNG KEPADA POKTAN
OLEH : SRI HADIAWATI, SP
Poktan Sukamaju Dusun Templek Desa Darungan |
Dalam rangka penguatan ekosistem pangan dan penguatan pangan nasional, Pemerintah terus mencari solusi untuk meningkatkan produksi jagung guna memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri,. Pemerintah telah menyiapkan kebijakan terkait percepatan pengembangan jagung dengan menetapkan strategi pengembangan jagung menuju swasembada berkelanjutan melalui Roadmap Jagung 2022-2024. Upaya peningkatan produksi jagung di dalam negeri dapat ditempuh melalui perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas.
Rabu, 07 Februari 2024
GERAKAN PENGENDALIAN HAMA ULAT GRAYAK SPODOPTHERA FRUGIPERDA DI POKTAN TANI MAJU SATU DUSUN CANGKRING DESA PELEM
Kamis, 12 Oktober 2023
SOSIALISASI BANTUAN PUPUK ORGANIK ASAM HUMAT DI POKTAN TANI MAKMUR II DESA PELEM
OLEH : SRI HADIAWATI, SP
Asam humat adalah salah satu dari tiga bahan penyusun zat humat yang merupakan komponen pembentuk humus. Humus itu sendiri adalah tanah yang memiliki tingkat kesuburan tinggi yang terbentuk dari pelapukan bahan organik, seperti daun dan batang pohon. Asam humat diperoleh melalui proses ekstraksi humus.
Asam humat dapat memperbaiki sifat kimia, fisik, dan biologi tanah. Sehingga, pengaplikasian asam humat dapat memperbaiki kondisi tanah yang sudah terdegradasi dan meminimalisir kemungkinan kehilangan nutrisi dari pupuk organik akibat pencucian atau penguapan.
Kamis, 23 Februari 2023
Pembuatan Biosaka Bersama Petani Poktan Margo Mulyo Desa Darungan Di BPP Pare
Senin, 19 Desember 2022
Senin, 07 November 2022
HAMA WERENG JAGUNG
Wereng Jagung (Peregrinus Maidis Ashm) adalah salah satu hama minor di tanaman jagung, namun keberadaan patut diwaspadai karena potensi kehilangan hasil yang disebabkan oleh serangan wereng ini bisa mencapai 70 %, hal ini disebabkan wereng ini menghisap cairan tanaman sehingga menyebabkan daun mengering dan bisa menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan tidak menghasilkan tongkol yang sempurna selain itu hama ini juga diketahui sebagai vektor beberapa jenis virus diantaranya MMV (Maize Mosaic Rhabdovirus) dan MStV (Maize Tenui virus) , walaupun belum ada laporan tentang kerugian yang serius karena serangan hama ini karena umunya serangannya pada umur 47 - 73 HST yang mana telah melewati fase kritis tanaman jagung, sehingga kerugian yang disebabkan tidak terlalu signifikan, walaupun beberapa tahun terakhir ada laporan bahwa wereng jagung juga ditemukan pada fase vegetatif 15 - 42 HST.
Wereng jagung Peregrinus maidis Ashmead
adalah serangga hama yang hidup pada tanaman jagung. Serangga ini mempunyai
nama synonim antara lain Delphax maidis Ashmead, Delphax
psylloides Lethierryi, dan Pundaluoya simplicia Distant.
Serangga ini masuk dalam famili Delphacidae, genus Peregrinus dan specsies
maidis. Serangga ini tidak saja merusak tanaman jagung dan sorgum, tetapi juga
dapat menularkan penyakit sejenis virus yang disebut penyakit MMV (maize mosaic
rhabdovirus) dan penyakit MStV (maize tenuivirus), Serangga ini mempunyai
banyak inang walupun niche utamanya adalah jagung dan sorgum. Serangga ini
dapat juga bertahan hidup pada beberapa rerumputan dari jenis rumput
navier Pennisetum purpureum Schumach, rumput vasey Paspalum
urvillei Steud, tanaman tebu Saccharum officinarum L,
dan sorgum. Serangga ini ditemukan juga pada rumput coarse.
Siklus Hidup Wereng Jagung
Wereng Jagung betina bertelur 20-30 telur di dalam pelepah daun tanaman inang mereka. Dalam kondisi normal, perkembangan dari penetasan ke dewasa membutuhkan waktu sekitar 20 hari. Namun, perkembangan nimfa wereng jagung sangat tergantung pada suhu. Perkembangan normal terjadi antara 20-27 ° C dan memiliki lima tahap nimfa (remaja). Suhu ekstrem (di bawah 10 ° C dan di atas 30 ° C) mengakibatkan hilangnya instar kelima dan ganti kulit langsung dari instar keempat ke dewasa, tetapi perkembangan penuh hingga 74 hari. Wereng jagung ini mampu mereproduksi sepanjang tahun, tetapi perkembangannya dipengaruhi oleh perubahan suhu. Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan adalah ketersediaan nutrisi. Peningkatan kadar pupuk Nitrogen dalam jaringan tanaman menghasilkan waktu pengembangan yang lebih singkat, lebih banyak telur yang dihasilkan, dan peningkatan tingkat kelangsungan hidup nimfa dan Imago.
Mirip dengan wereng lainnya, wereng jagung juga memiliki dua jenis wereng dewasa yang berbeda dapat berkembang tergantung pada kondisi lingkungan, yaitu:
- Bracchypterous, memiliki sayap pendek (kurang berkembang) dan paling sering berkembang sebagai respon terhadap tanaman inang berkualitas tinggi,kepadatan populasi rendah dan tidakperlu penyebaran
- Macropterous, telah mengembangkan sayap sepenuhnya dan muncul ketika diperlukan penyebaran karena kepadatan populasi yang tinggi atau tanaman berkualitasrendah. Tujuan macropter, lebih banyak macropteous adalah untuk menyebarkan dan meletakkan telur pada tanaman yang tumbuh dan bereproduksi. Setelah tanaman mulai menua lebih banyak macropters diproduksi dan siklus berlanjut.
Wereng jagung menyerang tanaman dengan
cara menghisap cairan tanaman inangnya, gejala serangan pada daun tampak bercak
bergaris kuning, garis-garis pendek terputus-putus sampai bersambung terutama
pada tulang daun kedua dan ketiga. Daun tampak bergaris kuning panjang, begitu
pula pada pelepah daun. Pertumbuhan tanaman akan terhambat, menjadi kerdil,
tanaman menjadi layu dan kering (hopper burn). Selain itu hama ini juga sebagai
vektor untuk beberapa jenis virus diantaranya MMV (Maize Mosaic Rhabdo
virus) dan MStV (Maize Tenui virus)
Pengendalian Serangan Wereng Jagung
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya :
- Pengamatan secara rutin di area pertanaman jagung
- Menanam varietas yang tahan
- Tanam serempak untuk meminimalkan serangan.
- Membersihkan rumput-rumput yang mejadi inang alternative dari hama ini.
- Mengurangi penggunaan pupuk Nitrogen (urea dan ZA) karena penggunaan pupuk nitrogen yang tinggi dapat menyebabkan hama ini berkembang dengan cepat.
- Jarak tanam jangan terlalu rapat, untuk menjaga sirkulasi udara
- Jika serangan tinggi lakukan pengendalian dengan cara kimia, gunakan pestisida yang tepat salah satunya dengan menggunakan insektisida berbahan aktif pimetrozin 50 % yang bersifat sistemik dengan cara menghambat aktivitas makan serangga.
Oleh : Sri Hadiawati, SP.
Referensi :
https://www.pejuangpangan.com/2019/02/mewaspadai-serangan-wereng-jagung.html
picture by srihadiawati_bpppare