Rabu, 07 Februari 2024

GERAKAN PENGENDALIAN HAMA ULAT GRAYAK SPODOPTHERA FRUGIPERDA DI POKTAN TANI MAJU SATU DUSUN CANGKRING DESA PELEM

Oleh : Sri Hadiawati, SP


Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu komoditas tanaman yang memiliki peran penting untuk pemenuhan kebutuhan pangan manusia. Jagung juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan pakan ternak. Hal ini merupakan peluang bagi petani untuk mengembangkan budidaya tanaman jagung agar produksi meningkat. Salah satu kendala dalam budidaya tanaman jagung adalah adanya organisme pengganggu tumbuhan (OPT) diantaranya ulat grayak Spodopthera frugiperda.
Hasil monitoring PPL dan POPT Kecamatan Pare ditemukan adanya serangan hama ulat grayak di Poktan Tani Maju Satu Dusun Cangkring Desa Pelem. Tingkat serangan sekitar 30 % dari hamparan lahan yang ada sehingga direkomendasikan untuk diadakan kegiatan gerakan pengendalian secara bersama.  Gejala serangan hama ini terlihat pada bagian daun muda yang masih menggulung terlihat lubang-lubang bekas gigitan dan adanya kotoran. Hama ini merusak tanaman jagung dengan cara larva menggerek daun. Larva instar 1 awalnya memakan jaringan daun dan meninggalkan lapisan epidermis yang transparan. Larva instar 2 dan 3 membuat lubang gerekan pada daun dan memakan daun dari tepi hingga ke bagian dalam. 
Larva FAW mempunyai  sifat  kanibal  sehingga  larva  yang  ditemukan  pada  satu  tanaman jagung antara 1-2, perilaku kanibal dimiliki oleh larva instar 2 dan 3. Larva instar akhir dapat menyebabkan kerusakan berat  yang  seringkali hanya menyisakan tulang daun dan batang menyisakan tulang daun dan batang tanaman jagung. Kepadatan rata-rata populasi 0,2-0,8 larva per tanaman dapat mengurangi hasil 5-20 %. Serangan hama ulat grayak pada tanaman jagung saat daun muda yang masih menggulung menyebabkan kehilangan hasil 15-73 % jika populasi terserang 55-100 %.
Gerakan pengendalian hama ulat grayak Spodopthera frugiperda pada tanaman jagung yang dilakukan secara serentak di Poktan Tani Maju Satu Dusun Cangkring Desa Pelem Kecamatan Pare merupakan salah satu upaya BPP Pare bersama POPT dalam upaya mendampingi Kelompok Tani dalam menghadapi permasalahan pada kegiatan usahatani. Pestisida yang digunakan pada saat pengendalian merupakan bantuan dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri yang berbahan aktif Lamda sihalotrin dan emamektin benzoat.
Pengendalian :

Tindakan pencegahan dilakukan dengan memilih benih yang memiliki daya kecambah yang baik, bebasdari penyakit dan varietas tahan serta menghindari terlambatnya waktu tanam karena penanaman yang tidak seragam pada satu lahan akan menyebabkan hama terus ada. Petani hendaknya melakukan pengamatan rutin sehingga jika muncul serangan hama bisa dilakukan tindakan sedini mungkin.

Tindakan pengendalian dapat dilakukan secara :

  1. Mekanis : Mencari dan membunuh larva dan telur dengan cara dihancurkan menggunakan tangan. Bisa juga dengan menggunakan abu, pasir, serbuk gergaji atau tanah yang ditaburkan pada bagian daun muda yang menggulung
  2. Menggunakan Agensia hayati : Musuh alami merupakan bagian penting dalam pengendalian hama secara terpadu. Agensia hayati terdiri dari predator pemangsa, parasitoid yang tahap larvanya merupakan parasit serangga lain (FAW)
  3. Kimia : Pengendalian menggunakan insektisida kimia yang tepat yaitu yang berbahan aktif emamektin benzoat. Dosis penggunaan juga harus tepat yakni 400-600 liter/ha serta penyemprotan harus tepat waktu, tepat cara dan tepat sasaran.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar