OLEH : SRI HADIAWATI, SP
Poktan Sukamaju Dusun Templek Desa Darungan |
Dalam rangka penguatan ekosistem pangan dan penguatan pangan nasional, Pemerintah terus mencari solusi untuk meningkatkan produksi jagung guna memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri,. Pemerintah telah menyiapkan kebijakan terkait percepatan pengembangan jagung dengan menetapkan strategi pengembangan jagung menuju swasembada berkelanjutan melalui Roadmap Jagung 2022-2024. Upaya peningkatan produksi jagung di dalam negeri dapat ditempuh melalui perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas.
Salah satu strategi untuk mencapai kecukupan pangan adalah melalui penyediaan benih bermutu dan berlabel serta sesuai preferensi petani dengan jumlah yang cukup dan tepat waktu. Sehubungan dengan hal ini, pemerintah melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri melaksanakan pemberian bantuan berupa benih jagung guna mendukung produksi jagung nasional.
Pada tahun 2024 ini terdapat 14 poktan yang menerima bantuan benih jagung di wilayah Kecamatan Pare. Bantuan benih jagung ini terdiri dari 2 varietas yaitu Pertiwi 3 dan Bisi 321. Sesuai perencanaan dan usulan, bantuan benih jagung ini untuk ditanam pada musin tanam MK I.
Kegiatan sosialisasi dan pembagian benih jagung ini dilakukan oleh kelompok tani segera setelah bantuan tersebut diterima. Dengan adanya bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, jumlah produksi dan mutu hasil jagung petani di Kecamatan Pare. Selain itu juga diharapkan dapat mengurangi biaya produksi khususnya biaya penyediaan benih.
Kendala yang biasanya dihadapi oleh petani pada usahatani jagung adalah serangan hama dan penyakit. Penyakit yang sering muncul diantaranya penyakit bulai. Sedangkan serangan hama yang masih dikeluhkan oleh petani adalah adanya hama ulat grayak Spodopthera frugiperda yang menyerang di awal pertumbuhan tanaman.
Penyampaian informasi teknis pengendalian hama dan penyakit utama pada tanaman jagung yang perlu diwaspadai disampaikan oleh PPL BPP Pare dengan harapan petani mampu dan terampil dalam upaya pengendalian secara preventif pada usahatani jagung yang akan dilaksanakan.
Tindakan pengendalian hama ulat grayak Spodophthera frugiperda sebagai berikut :
- Mekanis : Mencari dan membunuh larva dan telur dengan cara dihancurkan menggunakan tangan. Bisa juga dengan menggunakan abu, pasir, serbuk gergaji atau tanah yang ditaburkan pada bagian daun muda yang menggulung
- Menggunakan Agensia hayati : Musuh alami merupakan bagian penting dalam pengendalian hama secara terpadu. Agensia hayati terdiri dari predator pemangsa, parasitoid yang tahap larvanya merupakan parasit serangga lain (FAW)
- Kimia : Pengendalian menggunakan insektisida kimia yang tepat yaitu yang berbahan aktif emamektin benzoat. Dosis penggunaan juga harus tepat yakni 400-600 liter/ha serta penyemprotan harus tepat waktu, tepat cara dan tepat sasaran.
Tindakan pengendalian penyakit bulai sebagai berikut :
Gejala penyakit ini ditandai dengan adanya klorosis pada daun terutama daun muda. Kemudian munculnya lapisan halus seperti tepung yang merupakan spora dari patogen pada waktu subuh. Biasanya, tanaman yang ditanam terakhir, kerusakannya akan lebih besar. Hal ini dikarenakan petani belum memahami jagung harus ditanam secara serempak dalam suatu hamparan luas. Penyakit bulai ini disebabkan kelompok organisme cendawan palsu dan protista mirip cendawan. Berasal dari spesies Peronosclerospora maydis, P. sorghi, dan P. philippinensis. Parasit obligat ini tidak dapat tumbuh pada media buatan atau pada tanaman yang sudah busuk atau mati. Kemungkinan besar ketiga spesies ini dapat terbawa oleh benih. Ketika sudah berkecambah, fase kritisnya dapat muncul 30-45 hari setelah tanam (HST). Bila terserang pada umur tersebut, dipastikan tanaman tidak akan menghasilkan tongkol. Faktor yang dapat mempercepat penyebarannya adalah udara sejuk dan basah. Penanaman yang tidak serempak dalam satu hamparan juga akan memperparah serangan terutama yang ditanam belakangan. Pemberian pupuk N yang berlebihan dan kekurangan K juga dapat memperparah penyakit. Strategi yang dapat digunakan adalah strategi preemtif, yakni penggunaan benih sehat, menghindari penanaman di area yang terserang, perlakuan Plant Growth Promoting Rhizobakteri (PGPR) untuk kebugaran tanaman dan penanaman serempak. Tindakan preventif pada 30-45 HST dengan penyemprotan ekstrak bawang putih atau mimba, atau kompos. Bisa juga dengan fungsida berbahan aktif tembaga.Adapun tindakan responsifnya adalah dengan eradikasi tanaman sakit diikuti dengan penyemprotan salah satu cara dalam tindakan preventif. Tanaman yang terindikasi sakit harus dimusnahkan dan dikubur dalam tanah atau dibakar.
DOKUMENTASI KEGIATAN BANTUAN BENIH JAGUNG DAN SOSIALISASI DI KECAMATAN PARE
Referensi :
https://ekon.go.id/publikasi/detail/4403/pemerintah-dorong-peningkatan-produksi-jagung-nasional-melalui-intensifikasi-dan-ekstensifikasi-khususnya-perluasan-lahan-baru-untuk-memenuhi-kebutuhan-nasional-dan-ekspor
https://ppid.ipb.ac.id/dosen-ipb-university-jelaskan-cara-tepat-atasi-penyakit-bulai-pada-tanaman-jagung/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar