Kamis, 26 Maret 2015

KWT SINAR GEMILANG DESA TERTEK MENDUKUNG KEGIATAN BANK SAMPAH TERTEK GEMILANG MENYELENGGARAKAN PELATIHAN PEMBUATAN KOMPOS

TEMA :  “KETAHANAN PANGAN KELUARGA BERBASIS SAMPAH RUMAH TANGGA“
 

Pelatihan pembuatan kompos yang diselenggarakan di Balai Desa Tertek, pada hari Selasa tanggal 24 Maret 2015  diikuti oleh anggota Kelompok Wanita Tani Sinar Gemilang yang tergabung dalam kegiatan Bank Sampah Desa Tertek.

Kegiatan pelatihan tersebut mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Desa Tertek, BPP Pare, serta Ibu Camat Pare dengan narasumber yang berasal dari praktisi lingkungan hidup Bapak Sudjiman dari Mojoroto Kediri. 

Dengan slogan “Sampah bukan masalah, sampah menjadi berkah, sampah dipilah, sampah menjadi rupiah” disampaikan oleh narasumber dengan penuh semangat dan antusias. Kedepan akan lebih meningkatkan koordinasi dan kerjasama dalam melaksanaan pengelolaan sampah sesuai slogan dengan mempererat jaringan antara Kelompok Wanita Tani, Bank Sampah, TP-PKK Desa, Sekolah dan RT RW sehingga pengelolaan sampah lebih maksimal.

Dengan kompak dan penuh semangat ibu-ibu menyuarakan yell yell.......


Jumat, 27 Februari 2015

MENANAMAN DAN MEMELIHARA TANAMAN SIRSAT SAMPAI UMUR 2 BULAN


I.   Pendahuluan
Sedikit berbagi pengalaman mungkin bisa bermanfaat bagi teman-teman yang sedang menanam sirsat, atau teman-teman yang kebetulan sedang membina petani sirsat atau pendampingan penanaman kegiatan one billion three ( OBIT ).
Sirsat ( Annona muricata L ) dapat tumbuh baik di sembarang tempat sampai dengan ketinggian 1000 meter dpl. Pada tanaman yang baik, sirsat dapat berproduksi umur 1 tahun dan pada umur ± 4 tahun dapat menghasilkan buah sekitar 30 – 40 butir / tahun, produksi buah akan terus bertambah dengan bertambahnya umur tanaman ( Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Sumatra Barat, Ir. Sudjijo )

II.    Teknis Penanaman
1.     Persiapan bibit tanaman.
Bibit perlu dipersiapkan dulu dari hasil pendederan di kebun bibit setelah mencapai ketinggian ± 30 – 40 cm.
2.     Pembuatan lubang tanam.
a.       Buat lubang tanam dengan ukuran panjang 50 x 50 x 50 cm.
b.      Lubang tanam di kering-anginkan ± 7 – 10 hari.
c.       Mempersiapkan bokasih atau pupuk organik ± 5 – 10 kg untuk dicampurkan dengan tanah bekas galian.
d.      Setelah 7 - 10 hari tanah bekas galian yang sudah dicampur bokasih dimasukkan kembali kedalam lubang tanam, sehingga permukaan lubang tanam lebih tinggi dari dasar lahan (mungkruk).
3.     Penanaman bibit.
a.       Penanaman bibit sebaiknya pada pagi atau sore hari.
b.      Sebaiknya polybag tempat bibit disobek dan tidak ikut tertanam.
c.       Bibit ditanam di tengah lubang tanam, kemudian tanah dekat pangkal batang sedikit dipadatkan dengan tangan dan disiram.
d.      Tanaman diberi ajir dan di tali seperti angka 8.
e.      Kemudian diberi pagar pengaman agar tidak dirusak anak kecil atau ternak.
4.     Pemeliharaan.
a.       Setelah 1 bulan tanaman dipupuk dengan NPK sebanyak 10 gram (± 1 sdm) per-batang, dengan cara dibenamkan disekeliling batang dengan jarak 20 cm dari pangkal batang, kemudian disiram dengan air.
b.      Bila tumbuh tunas air harus segera dipangkas agar tidak bersaing dengan batang pokok. Yang dimaksud tunas air adalah tunas yang tumbuh pada batang yang pertumbuhannya mengarah lurus keatas biasanya orang menyebutkan dengan istilah “pang balik” atau “soglengan”.
Tunas air ini perlu betul-betul dilakukan pemangkasan agar tidak mengalahkan batang pokok. Jika tunas air ini dibiarkan tumbuh biasanya bisa mengalahkan pertumbuhan batang pokok.
Pemangkasan dilakukan dengan memakai gunting pangkas atau pisau yang tajam, agar tidak merusak kulit batang yang memicu timbulnya penyakit. Apabila tunas air masih kecil bisa di “wiwil” dengan tangan saja.

III.    Penutup.
Menurut Ir Sudjijo, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Sumatra Barat, menyebutkan bahwa, dari keseluruhan berat buah sirsak sekitar 67% yang dapat dimakan, 20% kulit, 8.5% biji dan selebihnya bagian poros tengah. Setiap 100 gram bagian buah yang dapat dimakan mengandung 0.07 mg vitamin B, 20 mg vitamin C, sedikit kalsium dan fosfor. Sifat yang paling disenangi dari buah ini adalah aroma yang menggiurkan, warna daging buah putih dan stabil walaupun dilakukan pengolahan.
Selain itu buah sirsak dipercaya banyak orang mengandung zat yang dapat mengurangi kadar asam urat bagi penderitanya. Selain kontribusinya sebagai sumber mineral dan vitamin yang dapat dikonsumsi segar, buah sirsak juga dapat diolah menjadi minuman atau pangan olahan lainnya.

Sumber :
Petunjuk Teknis Budidaya Sirsat. Ir. Sudjijo, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008. ( ISBN 978-979-1465-09-0 )

Rabu, 11 Februari 2015

Pelatihan Petani Hortikultura (Training of Famers)

BPP Pare bekerjasama dengan Petugas PT East West Seed Indonesia (EWINDO) Cap Panah Merah, mengadakan kegiatan training of famers (TOF) atau pelatihan kepada petani yang dikususkan kepada petani hortikultura sayuran.
Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan hasil koordinasi teknis yang memang mempunyai kegiatan sejalan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam penerapan inovasi teknologi tanaman hortikultura sayuran dataran rendah, sehingga sepakat untuk bekerjasama mengadakan kegiatan ToF di BPP Pare.
Kegiatan dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada hari Selasa dan Rabu tanggal 10 dan 11 Pebruari 2015 yang setiap hari dilaksanakan pada jam 09.00 s/d jam 14.00.
Pada hari ke-1 menyajikan materi tentang hama penyakit tanaman, PHT sayuran dan teknik aplikasi pestisida sesuai mode of action (MoA). Selanjutnya pada hari ke- 2 menyajikan materi tentang seputar nutrisi tanaman antara lain metode perhitungan pemupukan, pH tanah dll.
Cara kerja atau Mode of Action adalah kemampuan pestisida dalam mematikan hama atau penyakit sasaran menurut cara masuknya bahan beracun kedalam jasad hama atau penyakit sasaran.
Peserta ToF dipilih dari petani yang pernah dan sedang menanam hortikultura sayuran, sehingga materi yang disampaikan betul-2 bermanfaat dan langsung bisa diterapkan dilapangan oleh petani.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ToF adalah ceramah, diskusi, curah pendapat dan praktek lapangan dengan mengukur tingkat keasaman (pH) tanah. Disamping itu peserta juga diajak untuk refreshing dengan dinamika kelompok.


Selama mengikuti training of famers (ToF) petani sangat antusias dan responsif terbukti aktifitas yang dinamis dengan memberikan feedback dalam diskusi.
Sebagai tindak lanjut dilapangan akan dilakukan pembinaan dan pendampingan kepada petani dalam agribisnis hortikultura/ tim.

Picture by : Setiono dkk.

Sabtu, 31 Januari 2015

Temu Lapang Tanam Padi Jajar Legowo dan Pengendalian Penyakit Blast Pada Tanaman Padi


Temu Lapang (Farm Field Day) merupakan salah satu metode penyuluhan pertanian dengan mempertemukan antara Petani, Pakar dan Penyuluh/Petugas Pertanian untuk saling berdiskusi tentang suatu inovasi teknologi.
Pada kegiatan temu lapang mengambil materi inovasi tentang sistem tanam padi jajar legowo dengan berbagai variasi, dan pengendalian penyakit blast/potong leher pada tanaman padi.
Temu lapang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 Januari 2015, yang sebelumnya telah diawali dengan kegiatan petak percontohan (demplot) tentang tanam padi jajar legowo yang dipersiapkan sejak bulan Oktober 2014. Pada demplot, di pergunakan benih padi varietas IR-64 kualitas SS; Bibit padi ditanam pada umur 16 s/d 19 hari.
Sistem jajar legowo dg variasi ( 2 : 1 ), ( 2/3 : 1 ), ( 3 : 1 ), ( 5 : 1 ) dan ( 2 blak : 1 ), serta dengan jarak tanam dalam barisan adalah 20 Cm.
Pupuk yang digunakan untuk 1 Ha, adalah :
 Umur 5 hst   : Urea 100 kg, SP-36 150 kg, Petroganik 400 kg
 Umur 18 hst : Urea 150 kg dan Aplikasi POC 1 liter.
 Umur 33 hst : Phonska 150 kg dan Petroganik 200 kg.
 Umur 60 hst : POC 1 liter.
Sedangkan pestisida yang digunakan adalah :
 Fungisida  : Seltima, pada variasi legowo ( 2 : 1 ), ( 2/3 : 1 ) umur 38, 63, 70 hst.
 Insektisida : umur 59 hst untuk pengendalian hama walang sangit.

Hasil pengamatan anakan produktif (rata-rata) pada umur 88 hst adalah sebagai berikut :
-    Variasi legowo ( 2 : 1 )    = 22,4 batang,
-    Variasi legowo ( 2/3 : 1 ) = 20,6 batang,
-    Variasi legowo ( 3 : 1 )    = 19,8 batang,
-    Variasi legowo ( 5 : 1 )    = 19,6 batang,
-    Variasi legowo (2 blak :1 = 18,0 batang.

Selain demplot tentang jajar legowo, juga dilaksanakan demplot penggunaan Fungisida Seltima untuk pengendalian penyakit blast pada daun padi dan potong leher pada tangkai malai padi yang disebabkan oleh serangan cendawan Pyricularia oryzae.
Pada pengamatan sejak awal terlihat bahwa dengan pemakaian “Seltima”, serangan cendawan Pyricularia oryzae dapat dikendalikan dengan baik bila dibandingkan dengan tanaman yang tidak menggunakan fungisida.

Demikian inovasi yang diterapkan pada demplot yang selanjutnya ditindak-lanjuti dengan kegiatan temu lapang bersama petani, Penyuluh Pertanian dan PT BASF Indonesia. Hadir dalam kegiatan temu lapang tersebut antara lain Kepala Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan BKP3 Kabupaten Kediri (Susanto, SP), Camat Pare ( Anik Wuryani, S.Sos, Msi.), Dan Ramil 0809 Pare, Kapolsek Pare, Koordinator BPP dan PPL se-Koorwil Pare serta beberapa petani dari kelompok tani se- Kecamatan Pare, Kec. Kandangan, Kec. Purwoasri, Kec. Badas, Kec. Plemahan, Kec. Papar Kabupaten Kediri ditambah dengan Kelompok Tani dari Kabupaten Jombang, Gresik dan Lamongan dengan jumlah hadir sebanyak 300 Orang.



Dalam kegiatan temu lapang, peserta yang hadir secara berkelompok sekitar 20 – 30 orang untuk diajak melihat tanaman di lahan untuk membuktikan bersama-sama tentang inovasi yang diperagakan, kemudian diajak berdiskusi didalam ruang pertemuan BPP tentang hasil pengamatan di lapangan. Setelah berdiskusi diruangan selanjutnya peserta berkumpul di tenda temu lapang untuk mendengarkan sambutan pengarahan dari Kepala BKP3 Kab Kediri, Camat Pare, Koordinator BPP Pare, Pimpinan PT BASF.




Kepala BKP3 Kab.Kediri diwakili oleh Kepala Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan (Susanto, SP.) menyampaikan bahwa menyambut baik adanya kerjasama untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan di BPP berupa kegiatan temu lapang untuk lebih meningkatkan respons petani terhadap penerapan inovasi teknologi. Prinsipnya dalam kegiatan penyuluhan adalah mengajak petani agar tahu ada informasi inovasi, kemudian petani mau menerapkan inovasi teknologi dan petani betul-2 mampu dan bisa menerapkan inovasi teknologi dengan benar.
Selanjutnya Camat Pare ( Anik Wuryani, S.Sos, M.Si.) dalam menyampaikan bahwa menyambut baik ada kegiatan temu lapang ini, sehingga bisa lebih meriah dan informasi teknologi lebih mudah diterima petani.
Sedangkan dari Pimpinan PT. BASF memberikan suatu sambutan dan menampilkan peragaan tentang “savety use pesticide” atau Cara Aplikasi Pestisida yang Aman, yaitu dimulai dengan petani memakai pengaman antara lain kaos lengan panjang, celemek, masker, sarung tangan agar terhindar kontak langsung dengan pestisida.

Sedangkan Koordinator BPP Pare menyampaikan tentang teknis tanam padi jajar legowo dengan variasi jarak tanam dan memberikan penekanan pada pemakaian pupuk organik. Selain itu juga disampaikan pula bahwa semakin berkembangnya inovasi teknologi, kedepan BPP Pare berupaya untuk :
1). Meningkatkan peran dan fungsi BPP sebagai tempat koordinasi bagi para Penyuluh/Petugas dinas lingkup pertanian, Penyuluh Swasta, Penyuluh Swadaya, Pelaku Usaha dan berbagai fihak yang terkait dalam rangka melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada petani/kelompok tani ( pada saat ini dari Koramil Pare juga sudah menjemput bola memulai menjalin koordinasi, demikan juga dari Polsek Pare).
2). Memfasilitasi lahan demplot dan uji coba teknologi pertanian.
3). Memfasilitasi tempat berlatih akses internet dengan kegiatan Cyber Extension bagi petani dan petugas pertanian.
4). Melengkapi sarana kios sebagai etalase untuk menampilkan pangan olahan produk petani, kelompoktani maupun KWT sebagai oleh-oleh buah tangan bagi pengunjung atau warga luar kota yang sedang lewat, mengingat BPP Pare berada pada jalur strategis.
5).  Meningkatkan jumlah bahan pustaka sebagai literatur bagi petani, petugas, pelajar dan mahasiswa serta fihak lain yang membutuhkan.
6).  Dan lain-2 kegiatan ( misalnya lahan pendederan bibit durian, sirsat dan lain-lain dari program daerah ).



Sehingga dengan demikian BPP Pare bisa di optimalkan peran dan fungsinya dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian.  Semua itu dapat terwujud berkat kerjasama dan dukungan dari berbagai fihak khususnya Petugas Dinas terkait serta dukungan semua poktan/KWT/gapoktan yang ada di Kecamatan Pare.
Sebelum diakhiri dengan memanjatkan doa bersama pada pukul 14.00 WIB, dari PT BASF memberikan door price dan kenang-kenangan kepada peserta temu lapang yang beruntung. / tio





Selasa, 20 Januari 2015

KUNJUNGAN SILATUROHIM KWT KECAMATAN PUNCU DI KWT ”SINAR GEMILANG” DESA TERTEK, KECAMATAN PARE, KABUPATEN KEDIRI




Hari Selasa 20 Januari 2015 Kelompok Wanita Tani (KWT) "Sinar Gemilang" Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri menerima kunjungan silaturohim sahabatnya KWT "Putri Kencana" dan KWT "Mekar Makmur" dari Kecamatan Puncu Kab Kediri.


Kegiatan ini merupakan hasil koordinasi antara BPP Kec Puncu dan BPP Kec Pare untuk meningkatkan wawasan pengurus KWT dalam melaksanakan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) agar pelaksanaan KRPL lebih kreatif dan dinamis sehingga KRPL bisa menjadi kebutuhan anggota KWT bersama warga masyarakatnya.


KWT "Sinar Gemilang" Desa Tertek Kec.Pare melaksanakan kegiatan KRPL sejak tahun 2011 merupakan program dr BKP3 Kab. Kediri. Awal pelaksanaan masih merupakan hal baru, sehingga dalam pelaksanaannya masih belum mampu untuk mengendalikan kendala yg dihadapi. Namun dalam perkembangan selanjutnya ternyata dengan adanya kebersamaan warga masyarakat, tokoh masyarakat dan Ketua RT setempat serta keuletan Pendamping PPL dan Pemerintah Desa Tertek, alhamdulillah mampu mengantisipasi kendala yg dihadapi.
Sejak setahun terakhir produk sayuran dari KWT “Sinar Gemilang” Desa Tertek sudah bisa dipasarkan di salah satu toko swalayan di Kota Pare, Kabupaten Kediri.


Pada saat ini KWT “Sinar Gemilang” Desa Tertek mendapatkan tambahan suport dari BKP3 Kab Kediri berupa bibit sayuran dan kolam terpal sebagai media pembesaran lele dumbo beserta pakan untuk 15 anggota KWT.

Berkat dukungan dari berbagai fihak yang terkait, semoga memberikan tambahan spirit yang lebih menggelora dalam perkembangan KRPL di pedesaan. Amiin.../tio-






Kamis, 15 Januari 2015

PENGAMATAN DEMPLOT SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO



Sesuai permentan nomor 26 Tahun 2012 bahwa Balai Penyuluhan Pertanian ( BPP ) berfungsi sebagai tempat pertemuan untuk memfasilitasi pelaksanaan tugas BPP, salah satunya adalah melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usahatani bagi pelaku utama dan pelaku usaha.
Salah satu  percontohan yang dilaksanakan dilahan sawah BPP Pare saat ini adalah sistem tanam padi jajar legowo. Sistem jajar legowo yang dicoba adalah jajar legowo dg variasi sistem (2 : 1), (2/3 : 1), (4 : 1) dan (6 : 1). Dalam perkembangan pertumbuhannya menunjukkan bahwa masing-2 variasi memberikan perkembangan pertumbuhan yang berbeda.
Kegiatan ini dilaksanakan sejak persiapan lahan, pembuatan pesemaian dan pengolahan tanah. Varietas yang digunakan adalah IR-64 dan dilaksanakan pindah tanam pada umur bibit 18 hari, yaitu pada tanggal 2 Nopember 2014. Tiap tancap ditanam 2 batang.
 



Tanaman umur 1 Hst


Tnaman Umur 21 Hst
 


Umur 47 Hst


Pada hari Kamis tanggal 15 Januari 2015 tanaman sudah berumur 73 hari dilaksanakan kegiatan  pengamatan bersama antara Penyuluh Pertanian dan Petugas BASF Indonesia untuk mengetahui jumlah anakan maksimum, jumlah anakan produktif, jumlah butir permalai dan persentase serangan penyakit Pyricularia oryzae atau penyakit blas (penyakit potong leher).



Selesai pengamatan lahan demplot dilanjutkan dengan persentasi dan diskusi hasil pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa masing-2 variasi sistem tanam jajar legowo dan aplikasi fungisida baru dapat memberikan pengaruh positif pada produksi. Sehingga pada periode pertumbuhan berikutnya direncanakan akan dilaksanakan temu lapang petani yang dilaksanakan di BPP Pare, Kabupaten Kediri.


Rabu, 24 Desember 2014

SOSIALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN UNTUK PENGENBANGAN PANGAN DI DESA DARUNGAN, KECAMATAN PARE, KABUPATEN KEDIRI



Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Kediri pada hari Rabu 24 Desember 2014 mengadakan kegiatan sosialisasi pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Darungan Kecamatan Pare yang di ikuti oleh 3 Kelompok Wanita Tani (KWT), yaitu KWT Harum Melati Desa Darungan, KWT Sinar Gemilang Desa Tertek dan KWT Sri Rejeki dari Desa Tulungrejo serta diikuti pula oleh tokoh masyarakat, perangkat desa setempat. Pelaksanaan sosialisasi dibantu oleh para Penyuluh Pertanian BPP Pare dan Kepala Desa Darungan sehingga bisa lebih memperlancar pelaksanaan kegiatan.
Kegiatan sosialisasi dipimpin oleh Kepala Bidang Ketersediaan, Distribusi dan Kerawanan Pangan BKP3 Kab Kediri ( Ir. Junadi, MMA.). Dalam kegiatan sosialisasi juga disampaikan materi teknis oleh narasumber dengan materi tentang : Pengertian, Tujuan dan Prinsip Rumah Pangan Lestari; Teknis Pembibitan Tanaman Sayuran; dan Budidaya Ikan Lele. Situasi kegiatan sosialisasi sangat padat yang diikuti peserta dengan respons yg tinggi dan diselingi dengan sharing antar pengurus KWT dalam mengembangkan dan mengelola kawasan rumah pangan lestari agar bisa berhasil dalam memanfaatkan lahan pekarangan untuk memperkuat ketahanan dan ketersediaan pangan.
Dalam program ini diberikan stimulan berupa sarana produksi (saprodi) untuk plot percontohan berlokasi di 3 KWT dengan jumlah 15 unit setiap KWT. Sarana produksi tersebut berupa benih sayuran, bibit ikan lele, pakan ikan dan terpal sebagai bahan untuk pembuatan kolam ikan lele. Satu hari sebelum pelaksabaan sosialisasi sebagian saprodi sudah dikirim kelokasi demplot di masing-2 KWT.

Selesai pelaksanaan sosialisasi akan ditindaklanjuti dengan kegiatan pendampingan oleh masing-masing PPL Pendamping agar pelaksanaan kegiatan semua KWT bisa lancar dan sukses. (tio)