Senin, 19 Desember 2022
Senin, 07 November 2022
HAMA WERENG JAGUNG
Wereng Jagung (Peregrinus Maidis Ashm) adalah salah satu hama minor di tanaman jagung, namun keberadaan patut diwaspadai karena potensi kehilangan hasil yang disebabkan oleh serangan wereng ini bisa mencapai 70 %, hal ini disebabkan wereng ini menghisap cairan tanaman sehingga menyebabkan daun mengering dan bisa menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan tidak menghasilkan tongkol yang sempurna selain itu hama ini juga diketahui sebagai vektor beberapa jenis virus diantaranya MMV (Maize Mosaic Rhabdovirus) dan MStV (Maize Tenui virus) , walaupun belum ada laporan tentang kerugian yang serius karena serangan hama ini karena umunya serangannya pada umur 47 - 73 HST yang mana telah melewati fase kritis tanaman jagung, sehingga kerugian yang disebabkan tidak terlalu signifikan, walaupun beberapa tahun terakhir ada laporan bahwa wereng jagung juga ditemukan pada fase vegetatif 15 - 42 HST.
Wereng jagung Peregrinus maidis Ashmead
adalah serangga hama yang hidup pada tanaman jagung. Serangga ini mempunyai
nama synonim antara lain Delphax maidis Ashmead, Delphax
psylloides Lethierryi, dan Pundaluoya simplicia Distant.
Serangga ini masuk dalam famili Delphacidae, genus Peregrinus dan specsies
maidis. Serangga ini tidak saja merusak tanaman jagung dan sorgum, tetapi juga
dapat menularkan penyakit sejenis virus yang disebut penyakit MMV (maize mosaic
rhabdovirus) dan penyakit MStV (maize tenuivirus), Serangga ini mempunyai
banyak inang walupun niche utamanya adalah jagung dan sorgum. Serangga ini
dapat juga bertahan hidup pada beberapa rerumputan dari jenis rumput
navier Pennisetum purpureum Schumach, rumput vasey Paspalum
urvillei Steud, tanaman tebu Saccharum officinarum L,
dan sorgum. Serangga ini ditemukan juga pada rumput coarse.
Siklus Hidup Wereng Jagung
Wereng Jagung betina bertelur 20-30 telur di dalam pelepah daun tanaman inang mereka. Dalam kondisi normal, perkembangan dari penetasan ke dewasa membutuhkan waktu sekitar 20 hari. Namun, perkembangan nimfa wereng jagung sangat tergantung pada suhu. Perkembangan normal terjadi antara 20-27 ° C dan memiliki lima tahap nimfa (remaja). Suhu ekstrem (di bawah 10 ° C dan di atas 30 ° C) mengakibatkan hilangnya instar kelima dan ganti kulit langsung dari instar keempat ke dewasa, tetapi perkembangan penuh hingga 74 hari. Wereng jagung ini mampu mereproduksi sepanjang tahun, tetapi perkembangannya dipengaruhi oleh perubahan suhu. Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan adalah ketersediaan nutrisi. Peningkatan kadar pupuk Nitrogen dalam jaringan tanaman menghasilkan waktu pengembangan yang lebih singkat, lebih banyak telur yang dihasilkan, dan peningkatan tingkat kelangsungan hidup nimfa dan Imago.
Mirip dengan wereng lainnya, wereng jagung juga memiliki dua jenis wereng dewasa yang berbeda dapat berkembang tergantung pada kondisi lingkungan, yaitu:
- Bracchypterous, memiliki sayap pendek (kurang berkembang) dan paling sering berkembang sebagai respon terhadap tanaman inang berkualitas tinggi,kepadatan populasi rendah dan tidakperlu penyebaran
- Macropterous, telah mengembangkan sayap sepenuhnya dan muncul ketika diperlukan penyebaran karena kepadatan populasi yang tinggi atau tanaman berkualitasrendah. Tujuan macropter, lebih banyak macropteous adalah untuk menyebarkan dan meletakkan telur pada tanaman yang tumbuh dan bereproduksi. Setelah tanaman mulai menua lebih banyak macropters diproduksi dan siklus berlanjut.
Wereng jagung menyerang tanaman dengan
cara menghisap cairan tanaman inangnya, gejala serangan pada daun tampak bercak
bergaris kuning, garis-garis pendek terputus-putus sampai bersambung terutama
pada tulang daun kedua dan ketiga. Daun tampak bergaris kuning panjang, begitu
pula pada pelepah daun. Pertumbuhan tanaman akan terhambat, menjadi kerdil,
tanaman menjadi layu dan kering (hopper burn). Selain itu hama ini juga sebagai
vektor untuk beberapa jenis virus diantaranya MMV (Maize Mosaic Rhabdo
virus) dan MStV (Maize Tenui virus)
Pengendalian Serangan Wereng Jagung
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya :
- Pengamatan secara rutin di area pertanaman jagung
- Menanam varietas yang tahan
- Tanam serempak untuk meminimalkan serangan.
- Membersihkan rumput-rumput yang mejadi inang alternative dari hama ini.
- Mengurangi penggunaan pupuk Nitrogen (urea dan ZA) karena penggunaan pupuk nitrogen yang tinggi dapat menyebabkan hama ini berkembang dengan cepat.
- Jarak tanam jangan terlalu rapat, untuk menjaga sirkulasi udara
- Jika serangan tinggi lakukan pengendalian dengan cara kimia, gunakan pestisida yang tepat salah satunya dengan menggunakan insektisida berbahan aktif pimetrozin 50 % yang bersifat sistemik dengan cara menghambat aktivitas makan serangga.
Oleh : Sri Hadiawati, SP.
Referensi :
https://www.pejuangpangan.com/2019/02/mewaspadai-serangan-wereng-jagung.html
picture by srihadiawati_bpppare
Jumat, 23 September 2022
PENYUSUNAN ERDKK PUPUK BERSUBSIDI TAHUN 2023 DI WILAYAH KECAMATAN PARE
Poktan Sido Maju Semanding Tertek |
Saat ini semua kelompok tani di wilayah Kecamatan Pare sedang melaksanakan kegiatan pembaharuan data anggotanya dalam rangka penyusunan e RDKK pupuk bersubsidi tahun 2023. Sosialisasi dimasing-masing kelompok tani dihadiri oleh PPL setempat dan Perangkat Desa. Pada pertemuan tersebut disampaikan oleh PPL terkait peraturan baru terkait pupuk bersubsidi. Petani yang ingin memperoleh pupuk bersubsidi harus mengajukan terlebih dahulu dengan syarat tergabung dalamkelompok tani yang disusun dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
Jumat, 16 September 2022
KOORDINASI PENYUSUNAN RDKK PUPUK BERSUBSIDI TAHUN 2023 DI KECAMATAN PARE
OLEH : SRI HADIAWATI, SP
Pengajuan Rencana Defitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Pupuk bersubsidi berdasarkan aturan yang baru yaitu Permentan No 10 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian. Jenis pupuk yang disubsidi hanya Urea dan NPK saja dan kuotanya dibatasi oleh rekomendasi dan alokasi.
Petani yang bisa mengajukan kebutuhan pupuk bersubsidi adalah petani yang melakukan usahatani di bidang tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan dan tergabung dalam Kelompok Tani yang terdaftar dalam Sistem Penyuluhan Pertanian (Simluhtan) serta Dukcapil dengan luas lahan maksimal 2 hektar.
Ada 9 komoditas pertanian yang bisa diajukan kebutuhan pupuk subsidinya yaitu ;
- Sektor Tanaman Pangan : padi, jagung, dan kedelai
- Sektor Tanaman Hortikultura : Cabai, Bawang Merah, dan Bawang Putih
- Sektor Tanaman Perkebunan : Tebu Rakyat, Kakao, dan Kopi
- Form pengajuan petani yang ditandatangani oleh petani dan Poktan
- Fotocopy KTP dan atau KK
- Fotocopy bukti garap berupa SPPT PBB/Kuitansi sewa
Senin, 07 Februari 2022
PENYAKIT BUSUK BATANG PADA TANAMAN JAGUNG
OLEH : SRI HADIAWATI, SP
Penyakit muncul beberapa minggu setelah bulu jagung terbentuk. Tanaman yang sakit tiba-tiba mati, daun layu, kering, dan tampak berwarna hijau keabu-abuan. Buku batang bawah berwarna coklat pucat. Bila dibelah, isi batang bawah terpecah-pecah, longgar dan mudah-remuk, tetapi serabut pembuluh terlihat utuh. Selain itu, terlihat tanda khas berupa piknidia kecil, coklat gelap sampai hitam, berkelompok di bawah epidermis dekat buku batang. Miselium putih dapat dilihat tumbuh di permukaan batang.
Penyakit busuk batang jagung dapat menyebabkan kerusakan pada varietas rentan hingga 65 %. Tanaman jagung terserang penyakit ini tampak layu atau kering seluruh daunnya. Umumnya gejala tersebut terjadi pada stadia generatif yaitu setelah pembungaan. Pangkal batang yang terserang berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan. Bagian dalam batang busuk sehingga mudah rebah serta bagian kulit luarnya tipis. Pangkal batang terserang akan memperlihatkan warna merah jambu, merah kecoklatan atau coklat. Penyakit busuk batang disebabkan oleh delapan spesies cendawan seperti: Colletotrichum graminearum, Diplodia maydis, Gibberella zeae, Fusarium moniliforme, Macrophomina phaseolina, Pythium apannidermatum, Cephalosporium maydis, dan C.acremonium.
Cendawan patogen penyebab penyakit ini memproduksi konidia pada permukaan tanaman inangnya. Konidia dapat disebarkan oleh angin, air hujan ataupun serangga. Pada waktu tidak ada tanaman, cendawan dapat bertahan pada sisa-sisa tanaman terinfeksi dalam fase hifa atau piknidia dan paritesia yang berisi spora. Pada kondisi yang sesuai untuk perkembangannya spora akan keluar dari piknidia atau paritesia. Spora pada permukaan tanaman jagung akan tumbuh lalu menginfeksi melalui akar ataupun pangkal batang. Infeksi awal dapat melalui luka atau membentuk sejenis apresoria serta mampu masuk ke jaringan tanaman. Spora atau konidia yang terbawa angin dapat menginfeksi ke tongkol jagung. Akibat lebih lanjut biji terinfeksi dan jika ditanam dapat menyebabkan penyakit busuk batang.
Pengendalian penyakit ini dengan menanam varietas tahan,melakukan pergiliran tanaman, pemupukan berimbang serta menghindari pemberian N tinggi dan rendah K. Pengaturan drainase yang baik dan menggunakan agen hayati Trichoderma sp yaitu cendawan yang bersifat antagonis terhadap cendawan Fusarium sp.
(http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/722-beberapa-penyakit-pada-tanaman-jagung-danpengendaliannya)