OLEH : SRI HADIAWATI, SP
Penyakit muncul beberapa minggu setelah bulu jagung terbentuk. Tanaman yang sakit tiba-tiba mati, daun layu, kering, dan tampak berwarna hijau keabu-abuan. Buku batang bawah berwarna coklat pucat. Bila dibelah, isi batang bawah terpecah-pecah, longgar dan mudah-remuk, tetapi serabut pembuluh terlihat utuh. Selain itu, terlihat tanda khas berupa piknidia kecil, coklat gelap sampai hitam, berkelompok di bawah epidermis dekat buku batang. Miselium putih dapat dilihat tumbuh di permukaan batang.
Penyakit busuk batang jagung dapat menyebabkan kerusakan pada varietas rentan hingga 65 %. Tanaman jagung terserang penyakit ini tampak layu atau kering seluruh daunnya. Umumnya gejala tersebut terjadi pada stadia generatif yaitu setelah pembungaan. Pangkal batang yang terserang berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan. Bagian dalam batang busuk sehingga mudah rebah serta bagian kulit luarnya tipis. Pangkal batang terserang akan memperlihatkan warna merah jambu, merah kecoklatan atau coklat. Penyakit busuk batang disebabkan oleh delapan spesies cendawan seperti: Colletotrichum graminearum, Diplodia maydis, Gibberella zeae, Fusarium moniliforme, Macrophomina phaseolina, Pythium apannidermatum, Cephalosporium maydis, dan C.acremonium.
Cendawan patogen penyebab penyakit ini memproduksi konidia pada permukaan tanaman inangnya. Konidia dapat disebarkan oleh angin, air hujan ataupun serangga. Pada waktu tidak ada tanaman, cendawan dapat bertahan pada sisa-sisa tanaman terinfeksi dalam fase hifa atau piknidia dan paritesia yang berisi spora. Pada kondisi yang sesuai untuk perkembangannya spora akan keluar dari piknidia atau paritesia. Spora pada permukaan tanaman jagung akan tumbuh lalu menginfeksi melalui akar ataupun pangkal batang. Infeksi awal dapat melalui luka atau membentuk sejenis apresoria serta mampu masuk ke jaringan tanaman. Spora atau konidia yang terbawa angin dapat menginfeksi ke tongkol jagung. Akibat lebih lanjut biji terinfeksi dan jika ditanam dapat menyebabkan penyakit busuk batang.
Pengendalian penyakit ini dengan menanam varietas tahan,melakukan pergiliran tanaman, pemupukan berimbang serta menghindari pemberian N tinggi dan rendah K. Pengaturan drainase yang baik dan menggunakan agen hayati Trichoderma sp yaitu cendawan yang bersifat antagonis terhadap cendawan Fusarium sp.
(http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/722-beberapa-penyakit-pada-tanaman-jagung-danpengendaliannya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar