Oleh : Sri Hadiawati, SP
Kamis, 23 September 2021
4 LANGKAH SEHAT 5 SEMPURNA UNTUK PRODUKSI TANAMAN PADI
Senin, 20 September 2021
KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN
Edisi Sinau Bareng Kelompok Tani
ASAP CAIR
BAHAN ALTERNATIF PESTISIDA ALAMI
(By : Sri Hadiawati, SP)
Edisi Sinau Bareng Kelompok Tani dalam rangka kegiatan penyuluhan pertanian kali ini dilaksanakan di Poktan Tani Maju I Desa Pelem. Di masa pandemi ini kegiatan penyuluhan pertanian terus berlangsung dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Penyuluhan kali ini bertema tentang Asap Cair : Bahan alternatif pestisida alami. Salah satu alternatif teknologi pengendalian OPT adalah penggunaan pestisida nabati yang lebih alami diantaranya asap cair. Alam sebenarnya telah menyediakan bahan-bahan alami yang dapat dimanfaatkan untuk menggulangi serangan opt pada tanaman budidaya. Oleh sebab itu, aplikasi asap cair perlu mendaptkan perhatian untuk dikembangkan karena jenis pestisida ini mudah terurai dilingkungan dan kurang beracun terhadap jasad berguna.
Asap cair berfungsi sebagai hormon atau enzim dalam proses perbaikan lahan,
dimana nutrisi tanah bisa dapat diserap lebih banyak serta berperan sebagai
katalis yang mempercepat reaksi lahan tanpa ikut bereaksi. Dengan demikian perbaikan lahan lebih cepat dan sempurna. Asap cair efektif sebagai pupuk, dengan menyemprotkan asap
cair konsentrasi 1:1000 diatas permukaan daun pada tanaman muda. Sedangkan pada
tanaman dewasa, larutan asap cair disiramkan disekitar perakaran setiap dua
minggu.
Penggunaan pestisida nabati asap cair perlu selalu dipromosikan dalam kegiatan perlindungan tanaman. Salah satu upaya pemasyarakatan tersebut adalah dengan penyebarluasan informasi melalui kegiatan penyuluhan pertanian. Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan penyuluhan pertanian ditinjau dari peningkatan pengetahuan petani tentang asap cair bahan alternatif pestisida alami maka diadakan evaluasi penyuluhan pertanian.
Salah satu yang dapat dimanfaatkan yaitu limbah tempurung kelapa untuk pembuatan asap cair. Asap cair yang lebih dikenal dengan wood vinegar/liquid smoke merupakan hasil kondensasi pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin selulosa serta senyawa karbon lainnya. Bahan baku yang banyak digunakan antara lain berbagai macam jenis kayu, bongkol kelapa sawit, tempurung kelapa, sekam, ampas atau serbuk gergaji kayu dan lain-lain.
Peralatan dan Bahan :
1.
Wadah pengarangan,
ruang pembakaran, penampung tar/asap cair, destilator dapat dibuat dari
Stainless steel atau drum besi yang dimodifikasi
2.
Pipa besi yang
dimodifikasi
3.
Alat pemanas dapat
berupa blower dan atau dapat menggunakan sekam/arang
4.
Pipa PVC
5.
Pompa air
6.
Tangki air dan
penyangganya
Cara Pembuatan :
- Sebelum dimasukkan ke
reaktor pirolisis, terlebih dahulu bahan dibersihkan kemudian dipotong dengan ukuran
lebih kecil agar luas permukaan pembakaran menjadi lebih luas sehingga proses
dapat berjalan lebih cepat
- Selanjutnya dilakukan
pengeringan dengan cara penjemuran, untuk mengurangi kadar air pada bahan
- Kemudian dilanjutkan
dengan metode Pirolisis. Reaksi ini berlangsung pada reaktor pirolisator yang
bekerja pada temperatur 300-650°C selama 8 jam pembakaran
- Asap hasil pembakaran
dikondensasi dengan kondensor yang berupa koil melingkar
- Asap cair yang
diperoleh dari kondensasi asap pada proses pirolisis diendapkan selama seminggu
untuk mengendapkan tar yang merupakan hasil sampingan dari asap cair. Asap cair
siap digunakan sebagai bahan pestisida.
Aplikasi
- Asap cair
dapat mengendalikan hama Thrips dan Apids pada tanaman cabai, hama ulat pada
tanaman tomat dan padi, hama burung serta mampu mengendalikan antraknose dan
penyakit layu dengan dosis 500 ml per tangki (14 liter)
- Asap cair
efektif mengendalikan hama belalang dan ulat Prodenia litura, walang sangit,
hama kutu putih (Ceratovacuna lanigera),penyakit
blendok (busuk batang Phytophthera
sp) pada tanaman jeruk keprok dengan perbandingan asap cair 1:15
- Asap cair
efektif mengendalikan rayap, nyamuk, semut dengan dosis 15-20 cc/lt setiap tiga
hari sekali pada tempat yang terserang
- Asap cair
efektif mempercepat pertumbuhan tanaman secara vegetatif, dengan dosis 20 cc/lt
setiap 2 minggu sekali disemprotkan kedaun atau disiram melalui akar
- Asap cair
efektif sebagai pupuk, dengan menyemprotkanasap cair konsentrasi 1:1000
diataspermukaan daun pada tanaman muda. Sedangkan pada tanaman dewasa, larutan
asap cair disiramkan disekitar perakaran setiap dua minggu.