Selasa, 26 Januari 2016

BIOGAS ENERGI ALTERNATIF DI KELOMPOK TANI "TANI MAKMUR" DESA PELEM KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

by : ADMIN


Energi mempunyai peran penting bagi pembangunan ekonomi nasional, peranannya sangat diperlukan untuk pertumbuhan kegiatan industri, jasa, perhubungan dan rumah tangga. Dalam jangka panjang, peran energi akan lebih berkembang khususnya guna mendukung pertumbuhan sektor industri dan kegiatan lain yang terkait. Meskipun Indonesia adalah salah satu negara penghasil minyak dan gas, namun berkurangnya cadangan minyak, penghapusan subsidi menyebabkan harga minyak naik dan penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan hidup. Oleh karena itu pemanfaatan sumber-sumber energi alternatif dan ramah lingkungan menjadi suatu alternatif.

Salah satu alternatif adalah pemanfaatan energi biogas yang dapat diperoleh dari hasil prosesing air limbah rumah tangga; kotoran peternakan ayam, sapi, babi; sampah organik; industri makanan, pabrik tapioka, pabrik kelapa sawit, sampah kota dan sebagainya.

Selain potensi yang besar, pemanfaatan energi biogas dengan reaktor biogas memiliki banyak keuntungan, yaitu mengurangi efek gas rumah kaca, mengurangi bau yang tidak sedap, mencegah penyebaran penyakit, menghasilkan panas dan daya (mekanis/listrik) serta hasil samping berupa pupuk padat dan cair. Pemanfaatan limbah dengan cara seperti ini secara ekonomi akan sangat kompetitif seiring naiknya harga bahan bakar minyak dan pupuk anorganik. Di samping itu, prinsip nir limbah (zero waste) merupakan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.


Pemanfaatan biogas dapat mengurangi emisi gas metana (CH4) yang dihasilkan dalam proses dekomposisi bahan organik yang diproduksi dari sektor pertanian dan peternakan. Dengan menggunakan digester/reaktor kotoran sapi difermentasi menjadi gas metana (biogas). Gas metana termasuk gas yang menimbulkan efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global, karena gas metana memiliki dampak 21 kali lebih tinggi dibandingkan gas karbondioksida (CO2). Pengurangan gas metana secara lokal ini dapat berperan positif dalam upaya mengatasi masalah global (efek rumah kaca) yang berakibat pada perubahan iklim global.

Biogas adalah campuran gas yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik yang terjadi pada material-material yang dapat terurai secara alami dalam kondisi anaerobik. Pada umumnya biogas terdiri atas gas metana (CH4) 50 - 70 %, gas karbondioksida (CO2) 30 - 40 %, hidrogen (H2) 5 - 10 % dan gas-gas lainnya dalam jumlah yang sedikit. Gas metana (CH4) termasuk gas yang menimbulkan efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global, karena gas metana memiliki dampak 21 kali lebih tinggi dibandingkan gas karbondioksida (CO2). Pengurangan gas metana secara lokal ini dapat berperan positif dalam upaya mengatasi masalah global (efek rumah kaca) yang berakibat pada perubahan iklim global. Biogas kira-kira memiliki berat 20 % lebih ringan dibandingkan udara dan memiliki suhu pembakaran antara 650 - 750ยบC. Biogas tidak berbau dan berwarna yang apabila dibakar akan menghasilkan nyala api biru cerah seperti gas LPG. Nilai kalor gas metana adalah 20 MJ/m3
Tabel 1. Jumlah ternak yang diperlukan untuk produksi biogas
NO.
JENIS TERNAK
JUMLAH (EKOR)
POTENSI BIOGAS
1.
Ruminansia besar
2
Menghasilkan biogas
setara minyak tanah 
1,23 liter/hari

2.
Ruminansia kecil
36
3.
Kuda
3
4.
Babi
15
5.
Unggas
363

Pada pertengahan bulan November 2015, di Desa Pelem, tepatnya di wilayah kelompok tani ternak "Tani Makmur" Dusun Ngeblek telah membangun instalasi biogas dari kotoran ternak sapi. Proses pengerjaannya selama ± 10 hari. 


Dasar–dasar yang perlu diperhatikan dalam membuat instalasi biogas diantaranya :

1. Lokasi Bangunan

Usahakan letak bangunan instalasi biogas berada di lahan yang permukaan air tanahnya lebih dari 2 meter, hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya air tanah masuk ke ruang pembentukan biogas (digester/reaktor). Usahakan lokasi instalasi biogas tidak jauh dari kandang dan tempat pemanfaatan biogas.

2. Ruang Proses Pembentukan Biogas harus Kedap Air dan Udara
  • Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bangunan instalasi biogas (batu bata, pasir, semen, split) harus bebas dari tanah dan kotoran lainnya.
  • Proses pembuatan bangunan diperlukan ketelitian dan kesabaran.
  • Hindari batu merah retak untuk pembuatan bangunan instalasi.
  • Membuat campuran adonan cor (semen dan pasir) harus sedikit demi sedikit sesuai kebutuhan dan pengadukan dilakukan di tempat yang bersih.
  • Batu bata harus utuh, untuk menghemat, pemasangan batu bata disusun miring.
  • Pemasangan batu bata untuk dinding reaktor yang berbentuk kubah, diperlukan perbandingan adonan pasir dan semen.
Pada pembangunan instalasi biogas di wilayah kelompok tani ternak "Tani Makmur" Desa Pelem menggunakan model kubah diameter 3,5 meter. Instalasi tersebut memerlukan 1500 buah batu bata merah, 25 sak semen, dan dua rit pasir. Setiap 6 hari sekali dilakukan pengisian kotoran ternak sapi sebanyak 2 blung ( setiap blung ± 40 kg) yang telah dicampur air dengan perbandingan 2:1. 

Supeno, Sang Ketua Kelompok mengatakan bahwa biogas ini sangat hemat. Biasanya dalam 3-4 hari untuk keperluan memasak menghabiskan 1 tabung gas elpiji 3 kg. Kini setelah menggunakan biogas sama sekali tidak menggunakan elpiji. Ditambah untuk penerangan dapurnya juga menggunakan lampu petromak dari biogas. Saat ini telah melayani 3 rumah tangga untuk keperluan memasak sebagai pengganti elpiji.

Pemanfaatan Lumpur Keluaran Instalasi Biogas

Lumpur keluaran dari instalasi biogas dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik dalam bentuk padat dan cair. Padatan dalam bentuk basah atau kering dapat dimanfaatkan langsung untuk pupuk karena sudah mengalami dekomposisi selama proses fermentasi di dalam digester/reaktor, bahkan mikro organisme yang bersifat pathogen hanya dalam jumlah yang sangat kecil sehingga padatan ini sangat baik untuk media tanam jamur atau pembibitan tanaman.

Salah satu Kontak Tani sebagai Ketua Kelompok Tani "Tani Makmur" ( Bpk. Supeno ) Desa Pelem Kecamatan Pare telah mecoba kreatifitasnya dengan memanfaatkan limbah peternakannya untuk diproses agar bisa menghasilkan biogas. Kreatifitasnya telah mendapatkan hasil, sehingga biogas dapat dimanfaatkan untuk kompor dan lampu petromak.



Berikut foto pembuatan biogas dari kelompok tani "Tani Makmur" Desa Pelem Kecamatan Pare.






By Admin
Foto by  Wati dan Devit
Referensi : 
http://www.academia.edu/12269686/DESAIN_ALAT_BIOGAS_DARI_KOTORAN_SAPI_SKALA_RUMAH_TANGGA


6 komentar: