Jumat, 01 Juni 2012

KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan sudah lama menjadi wacana di Indonesia baik pada tingkat formal di perguruan tinggi dan pemerintahan ataupun pada tingkat nonformal pada kehidupan ekonomi di masyarakat. Dilihat dari terminologi, dulu dikenal adanya istilah wiraswasta dan kewirausahaan. Sekarang tampaknya sudah ada semacam konvensi sehingga istilah tersebut menjadi wirausaha (entrepreneur) dan kewirausahan (entrepreneurship).

Dahulu orang beranggapan bahwa kewirausahaan adalah bakat bawaan sejak lahir (Entrepreneurship are born not made) dan hanya diperoleh dari hasil praktik di lapangan sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Namun, sekarang kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan. Artinya, kewirausahaan bukan hanya bakat bawaan sejak lahir atau urusan pengalaman lapangan, tetapi juga dapat dipelajari dan diajarkan (Entrepreneurship are not only born but also made).
Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan. Mereka yang menjadi entrepreneur adalah orang-orang yang mengenal potensi (traits) dan belajar mengembangkan potensinya untuk menangkap peluang serta mengorganisasi usahanya dalam mewujudkan cita-citanya. Oleh karena itu, untuk menjadi wirausaha yang sukses tidak cukup hanya bermodalkan bakat saja, tetapi juga harus memiliki pengetahuan dalam segala aspek usaha yang akan ditekuninya.
Tiap orang secara terus-menerus mencari kesempatan untuk memulai suatu bisnis. Pada waktu mereka mencari pasar dan mampu menjalankan bisnis, mereka bertindak sebagai seorang wirausaha yang berpotensi.
Profil Wirausahawan
Para wirausahawan adalah individu-individu yang berorientasi kepada tindakan dan bermotivasi tinggi dalam mengambil risiko dalam mengejar tujuannya. Dengan demikian, maka hakikat dan kriteria wirausaha tentunya tidak sembarangan tetapi hendaknya mengacu kepada kriteria yang berlaku. Sebagai acuan, kita dapat menggunakan salah satu kriteria atau tolok ukur yang didasarkan pada ciri-ciri dan watak yang ada pada profil wirausaha. 

Ciri-ciri
Watak
Percaya diri
Keyakinan,
Ketidaktergantungan,
Individualitas,
Optimisme.
Berorientasi tugas dan hasil
Kebutuhan akan prestasi,
Berorientasi laba,
Ketekunan dan ketabahan,
Tekad kerja keras,
Mempunyai dorongan kuat, energetik, dan inisiatif.
Pengambil risiko
Kemampuan mengambil risiko,
Suka pada tantangan.
Kepemimpinan
Bertingkah laku sebagai pemimpin,
Dapat bergaul dengan orang lain,
Menanggapi saran-saran dan kritik.
Keorisinilan
Inovatif dan kreatif,
Fleksibel,
Punya banyak sumber,
Serba bisa,
Mengetahui banyak.
Berorientasi ke masa depan
Pandangan ke depan,
Prospektif.

Ciri utama wirausahawan
Ciri utama wirausahawan adalah mereka yang selalu mencari perubahan, berusaha mengikuti dan menyesuaikan pada perubahan itu, serta memanfaatkannya sebagai peluang serta mampu memilih alternative yang paling produktif. Terdapat Sembilan ciri pokok keberhasilan, dan bukan merupakan ciri-ciri pribadi (personal traits). Ciri-ciri tersebut umumnya terdapat pada wirausahawan yang berhasil di seluruh dunia adalah sebagai berikut.
    1.      Dorongan berprestasi yang tinggi.
    Semua wirausahawan yang berhasil memiliki keinginan besar untuk mencapai suatu prestasi.
    2.      Bekerja keras, tidak tinggal diam.
    Sebagian besar wirausahawan mabuk kerja/workaholic, demi mencapai sasaran yang ingin dicita-citakan.
    3.      Memperhatikan kualitas produknya, baik barang maupun jasa.
    Wirausahawan menangani dan mengawasi sendiri bisnisnya sampai mandiri, sebelum ia mulai dengan usaha baru lagi.
    4.      Bertanggung jawab penuh.
    Wirausahawan sangat bertanggung jawab atas usaha mereka, baik secara moral, legal, maupun mental.
    5.      Berorientasi pada imbalan yang wajar.
    Wirausahawan mau berprestasi, kerja keras, bertanggung jawab dan mereka mengharapkan imbalan yang sepadan dengan usahanya. Imbalan itu tidak hanya berupa uang, tetapi juga dapat berupa pengakuan dan penghormatan.
    6.      Optimis.
    Wirausahawan hidup dengan pedoman bahwa semua waktu, baik untuk bisnis maupun untuk pribadinya harus berhasil secara seimbang.
    7.      Berorientasi pada hasil karya yang baik (excellence oriented).
    Seorang wirausahawan ingin mencapai sukses yang menonjol, dan menuntut segalanya dengan kelas utama (first class). Mereka selalu tidak puas dari karya yang dihasilkannya.
    8.      Mampu mengorganisasikan.
    Kebanyakan wirausahawan mampu memadukan bagian-bagian dari usahanya dalam upaya mencapai hasil maksimal bagi usahanya. Mereka diakuinya sebagai komandan yang berhasil.
    9.      Berorientasi pada uang.
    Uang yang dikejar oleh para wirausahawan tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan pengembangan usaha saja, tetapi juga dilihat sebagai ukuran prestasi kerja dan keberhasilan.
             Wirausahawan harus memiliki tanggapan positif pada peluang berkarya dan kebersamaan, dengan mengacu pada lima asas pokok kewirausahan, yaitu
      1.      mampu dan berani membuat keputusan serta berani mengambil risiko;
      2.      tekun, teliti, dan produktif;
      3.      kemauan yang kuat untuk berkarya dengan semangat mandiri;
      4.      kebersamaan dan etika bisnsi;
      5.      kreatif dan inovatif.

      Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan inovasi. Inovasi dipicu oleh faktor pribadi, sosiologi, dan lingkungan. Faktor pribadi yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus of control, toleransi, pengambilan risiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, ketidakpuasan, pendidikan, usia dan komitmen. Sedangkan faktor pemicu yan berasal dari lingkungan adalah peluang, model peranan, dan aktivitas, sedangkan kejadian pemicu yang berasal dari faktor sosial meliputi jaringan kelompok, orang tua, keluarga, dan model peranan. Seperti halnya pada tahap perintisan kewirausahaan maka pertumbuhan kewirausahaan sangat tergantung pada kemampuan pribadi, organisasi, dan lingkungan. Faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan kewirausahaan adalah pesaing, pelanggan, pemasok, dan lembaga-lembaga keuangan yang membantu pendanaan (investor/bankir).
      Faktor yang berasal dari pribadi adalah komitmen, visi, kepemimpinan, dan kemampuan manajerial. Selanjutnya faktor yang berasal dari organisasi adalah kelompok, strategi, struktur, budaya, dan produk. Dengan demikian maka kewirausahaan pada dasarnya dimulai dengan inovasi dan inovasi tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai pribadi, sosial, organisasi, dan lingkungan.
      Seseorang yang berhasil dalam berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan antara nilai-nilai, sifat-sifat utama (pola sikap), dan perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan praktis (knowledge and practice). Dengan demikian maka segala acuan, pengharapan-pengharapan, dan nilai-nilai, baik dari pribadi maupun dari kelompok berpengaruh dalam membentuk perilaku kewirausahaan.

      Langkah Menuju Keberhasilan Wirausaha
      Untuk mencapai keberhasilan usaha terdapat beberapa karakteristik yang dibutuhkan. Untuk menjadi wirausahawan yang sukses, hal utama yang perlu dimiliki, yaitu tujuan atau visi bisnis yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko baik waktu maupun uang. Apabila sudah memiliki kesiapan dalam menghadapi risiko, langkah berikutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan menjalankannya. Agar usahanya berhasil, selain harus bekerja keras sesuai dengan urgensinya, wirausaha harus mampu mengembangkan hubungan baik dengan mitra usahanya maupun dengan semua pihak terkait dengan kepentingan perusahaan, dan pada puncaknya seorang wirausahaan harus memiliki tanggung jawab terhadap kesuksesan maupun kegagalan bisnisnya.
      Langkah-langkah keberhasilan berwirausaha sebaiknya bertolak dari kompetensi wirausaha, yaitu:
      1.      mendayagunakan pengetahuan dan keterampilan sendiri untuk berwirausaha,
      2.      memastikan apakah ada celah/peluang yang masih terbuka,
      3.      menyiapkan dana untuk investasi tertentu dan operasi yang sesuai,
      4.      menyiapkan tempat usaha dan sarana yang dibutuhkan,
      5.      merekrut tenaga, kalau diperlukan lebih dari seorang pelaksana,
      6.      memasarkan barang/pelayanan khas, dan
      7.      menguasai segmen pasar yang khusus.

      Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha
      Secara umum keberhasilan dan kegagalan wirausaha sebenarnya lebih ditentukan oleh kemampuan individu wirausahawan itu sendiri.

      Kegagalan wirausahawan dalam mengelola bisnisnya dapat disebabkan hal-hal sebagai berikut :
      1. Tidak kompeten dalam manajerial, yaitu dicirikan dengan rendahnya kemampuan serta kinerja di dalam pengelolaan usahanya.
      2. Kurang memiliki pengalaman dalam berbagai segi, misalnya dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mensinerjikan operasionalisasi perusahaan.
      3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berjalan dengan baik maka aspek keuangan harus betul-betul diperhatikan misalnya menjaga likuiditas perusahaan melalui pengendalian arus kas. Mengendalikan setiap pengeluaran biaya dan penerimaan baik dari pinjaman maupun dari hasil penjualan produk.
      4. Adanya kegagalan dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, apabila suatu rencana gagal maka akan berdampak terhadap terhambatnya operasi perusahaan.
      5. Lokasi kurang memadai. Lokasi usaha merupakan faktor yang strategis, apabila salah dalam memiliki lokasi maka berakibat terhadap terhambatnya operasi perusahaan.
      6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
      7. Sikap kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dijalankan menjadi labil dan dapat mengakibatkan kegagalan total. 
      8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transaksi kewirausahaan. Wirausahawan yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, cepat atau lambat akan tergusur oleh zaman dan mengalami kemunduran bahkan kebangkrutan usaha. Keberhasilan usaha hanya dapat diperoleh apabila wirausahawan memiliki keberanian mengadakan perubahan dan adaptif terhadap peralihan waktu. (Sumber : Modul Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Bagi Penyuluh Ahli)



      Tidak ada komentar:

      Posting Komentar