BPP Kecamatan Pare bersama KTNA telah menyelenggarakan temu koordinasi dan halal bi halal di area BPP Kecamatan Pare Jalan Gatot Subroto No. 7 Pelem pada hari Rabu, tanggal 20 Juli 2016. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Pejabat BKP3 Kab. Kediri antara lain Kabid Distribusi dan Keamanan Pangan ( Ir. Didik Supriantoro, MM.) beserta staf dan KJF ( Djoko Tri Rahardjo, SP.) BKP3 Kabupaten Kediri. Hadir juga Camat Pare yang diwakili oleh Kasi Kesos ( Muto'in, SH.MH.), Babinsa Kecamatan Pare serta seluruh PPL dan Petugas Lingkup Pertanian Kecamatan Pare.
Seperti yang dilaporkan oleh Koordinator BPP Kecamatan Pare ( Setiono, SP.) bahwa temu koordinasi dan halal bi halal ini dimaksudkan agar para pelaksana program pembangunan pertanian baik petugas sebagai pendamping maupun petani sebagai pelaku utama bisa saling berkoordinasi dengan lebih akrab satu sama lain sehingga pelaksanaan pembangunan pertanian dapat berjalan lancar dan sukses sesuai tujuan dan harapan.
KJF BKP3 Kab. Kediri menyampaikan yang intinya bahwa pembangunan pertanian mempunyai peranan yang sangat penting, sehingga semua pihak yang terkait program harus terlibat dalam pelaksanaannya. Kasi Kesos Kecamatan Pare menyampaikan bahwa ketahanan pangan merupakan hal penting dan merupakan tanggung jawab kita bersama. Puncak rangkaian kegiatan temu koordinasi dan halal bi halal diisi dengan tausiyah oleh Bapak Kyai Syamsudin dari Kecamatan Kandangan yang menyampaikan tentang makna Halal Bi Halal.
Halal bi Halal muncul sebagai ungkapan saling menghalalkan kesalahan dan kekhilafan, saling memaafkan satu sama lain. Setiap orang sadar tidak ada yang lepas dari kesalahan. Manusia tempatnya salah dan lupa. Idul Fitri dengan kegiatan Halal Bi Halal-nya, membuat umat islam melebur kesalahannya dengan berbagi maaf tanpa sekat yang membatasi. Ada tiga pelajaran yang bisa kita petik dari kegiatan Halal Bi Halal. Pertama adalah pembersihan diri dari segala bentuk kesalahan, karena kita sadar bahwa diri ini penuh salah dan khilaf. Halal bi Halal menggiring kita untuk kembali kepada ampunan Allah yang sangat luas. Itulah makna hakiki dari kalimat Minal A`idhin wal Faizin yang artinya “Semoga kita kembali kepada fitrah dan menang melawan hawa nafsu.” Kembali kepada jati diri yang suci bak bayi yang lahir ke muka bumi. Bersih, bening dan penuh ketulusan. Kedua adalah membersihkan hati dari rasa benci kepada sesama. Mari kita singkirkan penyakit-penyakit yang mengotori hati. Sehingga dalam momentum Halal bi Halal ini tidak ada lagi kedengkian. Kita ganti dengan kelapangan jiwa. Kita obati kesombongan dengan kerendah-hatian. Kita buang permusuhan dan kita isi dengan persaudaraan. Dan ketiga adalah memupuk kepedulian dan kebersamaan. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari pergaulan dan kebersamaan yang dibangun lewat sikap tolong-menolong. Muslim yang kaya membantu saudaranya yang miskin. Sepatutnya rasa gembira seseorang juga memberikan bentuk kenikmatan yang lain, yaitu kenikmatan bersyukur dengan berupaya membagi kebahagiaan itu kepada sesamanya. Kini, saatnya setiap muslim membumikan berkah-berkah kesalehan Ramadhan dengan menebar rasa bahagia kepada setiap orang, memupuknya, merawat dan menjaga agar mendapatkan buah indahnya ikatan persaudaraan.
Halal bi Halal muncul sebagai ungkapan saling menghalalkan kesalahan dan kekhilafan, saling memaafkan satu sama lain. Setiap orang sadar tidak ada yang lepas dari kesalahan. Manusia tempatnya salah dan lupa. Idul Fitri dengan kegiatan Halal Bi Halal-nya, membuat umat islam melebur kesalahannya dengan berbagi maaf tanpa sekat yang membatasi. Ada tiga pelajaran yang bisa kita petik dari kegiatan Halal Bi Halal. Pertama adalah pembersihan diri dari segala bentuk kesalahan, karena kita sadar bahwa diri ini penuh salah dan khilaf. Halal bi Halal menggiring kita untuk kembali kepada ampunan Allah yang sangat luas. Itulah makna hakiki dari kalimat Minal A`idhin wal Faizin yang artinya “Semoga kita kembali kepada fitrah dan menang melawan hawa nafsu.” Kembali kepada jati diri yang suci bak bayi yang lahir ke muka bumi. Bersih, bening dan penuh ketulusan. Kedua adalah membersihkan hati dari rasa benci kepada sesama. Mari kita singkirkan penyakit-penyakit yang mengotori hati. Sehingga dalam momentum Halal bi Halal ini tidak ada lagi kedengkian. Kita ganti dengan kelapangan jiwa. Kita obati kesombongan dengan kerendah-hatian. Kita buang permusuhan dan kita isi dengan persaudaraan. Dan ketiga adalah memupuk kepedulian dan kebersamaan. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari pergaulan dan kebersamaan yang dibangun lewat sikap tolong-menolong. Muslim yang kaya membantu saudaranya yang miskin. Sepatutnya rasa gembira seseorang juga memberikan bentuk kenikmatan yang lain, yaitu kenikmatan bersyukur dengan berupaya membagi kebahagiaan itu kepada sesamanya. Kini, saatnya setiap muslim membumikan berkah-berkah kesalehan Ramadhan dengan menebar rasa bahagia kepada setiap orang, memupuknya, merawat dan menjaga agar mendapatkan buah indahnya ikatan persaudaraan.
“Taqobbalallahu
minna waminkum (Semoga
Allah menerima amalanku dan amalanmu)”
- PT Dimar Antika Nugraha
- Kios resmi Pupuk Bersubsidi Se-Kecamatran Pare
- KTNA Kecamatan Pare
- Poktan/Gapoktan Se-Kecamatan Pare
- Semua pihak yang telah membantu penyelenggaraan.
by : SRI HADIAWATI, SP
picture by BPP Pare
Siip... Memantapkan keakraban dn kwkompakan.
BalasHapus